Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan proses revitalisasi Museum Islam Indonesia Kyai Haji Hasyim Asy'ari (MINHA) di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, akan segera selesai dalam waktu dekat.
Proses revitalisasi depository yang dikelola Kementerian Kebudayaan tersebut dilakukan agar depository tersebut menjadi sebuah depository yang representatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Museum itu nantinya akan berisi storytelling narasi sejarah masuknya Islam ke Indonesia, perkembangan Islam, dan lahirnya Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari perjuangan Kyai Haji Hasyim Asy'ari, dan juga tokoh-tokoh ustadz di Indonesia.
Revitalisasi itu juga dilakukan agar Indonesia memiliki depository terkait Islam yang berkelas macam Museum of Islamic Arts di Qatar.
"Kita ingin juga hadir museum-museum yang menggambarkan peradaban Islam dan ekspresi seni budaya Islam di Indonesia yang sebenarnya sangat beragam dan sangat banyak," kata Fadli Zon.
[Gambas:Video CNN]
Hal itu diungkap Fadli Zon kala memberikan sambutan dalam Malam Anugerah Pendidikan Nahdlatul Ulama di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu 22 Januari 2025.
Acara itu jadi bagian dalam Kongres Pendidikan NU 2025 untuk pertama kalinya, yang sekaligus bagian dari Peringatan Hari Lahir ke-102 NU.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengapresiasi dedikasi NU dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. (Dok. Istimewa)
"Kementerian kebudayaan ingin terus bekerja sama dengan Nahdlatul Ulama, terutama di dalam mengembangkan budaya dan peradaban Islam di Indonesia," kata Fadli Zon.
"Semoga Nahdlatul Ulama maju dan kita semakin berkolaborasi di dalam memajukan kebudayaan Indonesia," lanjutnya.
Menurut laman Kementerian Kebudayaan, Museum Islam Indonesia K.H Hasyim Asy'ari berisi berbagai koleksi artefak sejarah perkembangan Islam di Indonesia dari periode awal kemunculannya di nusantara hingga saat ini.
Pendirian depository tersebut digagas oleh Gus Sholah yang merupakan adik mendiang Gus Dur. Museum ini diresmikan pertama kali pada 19 Desember 2018 oleh Presiden Joko Widodo kala itu.
Museumini juga menawarkan pengalaman partisipatoris bagi pengunjung, komunitas, organisasi, dan merepresentasikan toleransi dari keberagaman untuk memelihara warisan keislaman di nusantara.
[Gambas:Instagram]
(end/end)