loading...
Hamas menganggap Israel kalah di Gaza sehingga menggelar agresi di Tepi Barat. Foto/X/@CherylWroteIt
GAZA - Kelompok perjuangan Palestina , Jihad Islam dan Hamas, sepakat bahwa Zionis sudah kalah dalam perang di Gaza. Sebagai bentuk pengalihan, Israel memilih menggelar agresi di Tepi Barat.
"Agresi tentara pendudukan Israel terhadap Tepi Barat yang diduduki mencerminkan kesulitan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah gagal mencapai salah satu tujuan yang dideklarasikannya dalam perang di Gaza," kata Gerakan Jihad Islam, dilansir Quds Press.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan, gerakan tersebut mengatakan pengumuman Netanyahu, yang dicari karena kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, tentang operasi militer di Tepi Barat yang diduduki.
"Agresi di Tepi Barat tidak lain hanyalah mata rantai dalam rantai genosida menyeluruh yang dilancarkan oleh entitas perampas kekuasaan terhadap rakyat Palestina kami," kata Jihad Islam.
"Agresi sadistic dan biadab ini mencerminkan kesulitan pendudukan [Israel] setelah kegagalannya mencapai tujuannya di Gaza, dalam upaya putus asa untuk menyelamatkan koalisi pemerintahnya yang goyah berkat keteguhan rakyat kami, dan bertujuan untuk merusak suasana kegembiraan yang dialami oleh rakyat kami di Tepi Barat setelah memaksa musuh untuk membebaskan banyak tahanan Palestina dan untuk mengimbangi keadaan kaget dan sakit yang terjadi di Israel," pernyataan itu menambahkan.
Pejuang perlawanan, lanjutnya, di seluruh Tepi Barat yang diduduki sedang memerangi agresi yang tidak adil dan "musuh tidak akan melihat apa pun kecuali kekuatan dari mereka, dan tidak akan merasakan apa pun kecuali kekecewaan."
JIhad Islam menyerukan kepada rakyat Palestina di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki untuk menghadapi kampanye kriminal ini dengan segala cara dan metode, menggagalkan tujuannya, dan mengonsolidasikan kekalahan musuh di Tepi Barat dan di Gaza.
Baca Juga: Ambisi dan Mimpi Donald Trump
Sementara itu, pemimpin biro politik Hamas di Tepi Barat yang diduduki, Zaher Jabarinm mengungkapkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengintensifkan agresi terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki setelah gencatan senjata di Gaza mulai berlaku karena ia ingin terus berjuang untuk tetap berkuasa.
"Satu-satunya tujuan Netanyahu adalah membunuh lebih banyak warga Palestina," tambah Jabarin.